Electricity 4.0 - Dasar-Dasar Program Keahlian Teknik Ketenegalistrikan
Electricity 4.0 merupakan tahap keempat evolusi sistem kelistrikan yang dipengaruhi oleh revolusi industri dan kemajuan teknologi digital. Berikut kronologi sejarahnya:
Electricity 1.0
Era Penemuan dan Penerangan (Akhir 1800-an)
Listrik sebagai fenomena alam telah dikenali sejak zaman kuno, tetapi pengembangan penggunaannya sebagai sumber energi dimulai pada abad ke-17 dan ke-18. Berikut adalah beberapa tonggak penting dalam sejarah listrik yang dapat dianggap sebagai bagian dari "Electricity 1.0" (era awal kelistrikan):
600 SM - Thales of Miletus
Filsuf Yunani ini mencatat bahwa menggosok batu ambar (electrum) dengan bulu hewan menghasilkan listrik statis, fenomena pertama yang dikaitkan dengan listrik.
1600-an - William Gilbert
Fisikawan Inggris ini membedakan listrik dari magnetisme dan memperkenalkan istilah electricus untuk gaya listrik. Sir Thomas Browne kemudian menggunakan istilah electricity untuk menggambarkan fenomena ini.
1663 - Otto von Guericke
Menciptakan bola sulfur yang menghasilkan listrik statis saat diputar, menjadi salah satu eksperimen awal listrik.
Akhir 1600-an
Masyarakat Mesir kuno menggunakan ikan lele listrik dari Sungai Nil untuk pengobatan, mengenali efek "tersetrum" sebagai energi tertentu.
Abad 18-19
Penemuan penting oleh ilmuwan seperti Benjamin Franklin (eksperimen layang-layang untuk membuktikan listrik pada petir), Alessandro Volta (penemu baterai), dan Michael Faraday (prinsip induksi elektromagnetik) meletakkan dasar untuk penggunaan listrik secara praktis.
Akhir Abad 19
Thomas Edison dan Nikola Tesla mempelopori sistem distribusi listrik, dengan Edison mengembangkan sistem arus searah (DC) dan Tesla memajukan arus bolak-balik (AC), yang menjadi standar untuk distribusi listrik modern.
Electricity 2.0
Era Elektrifikasi Massal (1900–1970-an)
- Listrik menyebar ke rumah tangga, industri, dan kota.
- Di AS, tingkat elektrifikasi rumah meningkat dari 10% (1910) ke 100% (1950-an).
- Pembangunan pembangkit batu bara dan tenaga air secara besar-besaran.
Electricity 3.0 – Era Otomatisasi dan Energi Terbarukan (1980–2010)
- Mulainya penggunaan kontrol otomatis seperti PLC dan SCADA.
- Energi terbarukan mulai diperkenalkan.
- Jerman meluncurkan program Energiewende pada tahun 2000.
- Harga solar panel turun hingga 80% dari 2008 ke 2020.
Electricity 4.0 – Era Digitalisasi dan Konektivitas (2010–sekarang)
- Integrasi IoT, AI, dan big data dalam sistem kelistrikan.
- Konsumen menjadi prosumer (produsen dan konsumen).
- Fokus pada efisiensi dan keberlanjutan.
- Smart grid memungkinkan pemulihan 30% lebih cepat pasca gangguan.
Fakta-Fakta Lapangan
- Tahun 2023: 80 juta perangkat listrik terhubung ke cloud (Schneider Electric).
- Microgrid digunakan di rumah sakit, kampus, dan desa terpencil.
- Sistem digital menghemat energi global hingga $5 triliun pada 2030 (World Bank).
- Bangunan pintar dengan sensor IoT mengurangi emisi hingga 50%.
Electricity 4.0 merupakan konsep evolusi energi listrik yang menggabungkan elektrifikasi (electrification) dan digitalisasi (digitization) untuk menciptakan sistem energi yang lebih cerdas, efisien, dan berkelanjutan. Istilah ini diperkenalkan oleh perusahaan global seperti Schneider Electric, dan berperan penting dalam mendukung transformasi digital sektor energi di era Industri 4.0.
Konsep ini mengintegrasikan teknologi informasi (IoT, AI, big data) dengan sistem kelistrikan untuk mengoptimalkan produksi, distribusi, dan konsumsi energi listrik.
Karakteristik Electricity 4.0
Posting Komentar untuk "Electricity 4.0 - Dasar-Dasar Program Keahlian Teknik Ketenegalistrikan"