Resistor dan Cara Mengetahui Nilanya
Tentang Resistor
Resistor merupakan komponen elektronik yang berfungsi untuk menghambat atau membatasi arus listrik yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol Ω.
Untuk menyatakan resistansi sebaiknya disertakan batas kemampuan dayanya. Berbagai macam resistor di buat dari bahan yang berbeda dengan sifat-sifat yang berbeda. Spesifikasi lain yang perlu diperhatikan dalam memilih resitor pada suatu rancangan selain besar resistansi adalah besar watt-nya. Karena resistor bekerja dengan dialiri arus listrik, maka akan terjadi disipasi daya berupa panas sebesar W = I2R (watt).
Macam-Macam Resistor
- Resistor Tetap atau fixed resistor
Resistor tetap yaitu resistor yang nilai hambatannya relatif tetap, biasanya terbuat dari karbon, kawat atau paduan logam.
Gambar dan bentuk Resistor Tetap / Fixed Resistor
- Resistor Tidak Tetap (Variabel)
Resistor tidak tetap adalah resistor yang nilai hambatannya dapat diubah-ubah atau tidak tetap
Gambar Simbol Resistor Variabel
Gambar bentuk dan simbol Resistor Variabel
- Resistor Non Linear
Nilai tahanan yang dimiliki tidak tetap, karena pengaruh dari luar. Prinsip kerja dari resistor ini adalah timbulnya perubahan tahanan bergantung pada kondisi pemicunya
Resistor ini terdiri dari tiga jenis yaitu :
- Fotoresistor / LDR (Light Depending Resistor)
- Thermister
- VDR (Voltage Dependent Resistor) / Varistor
LDR hambatan listriknya akan berubah-ubah tergantung pada intensitas cahaya yang mengenainya. Ketika terkena cahaya, hambatannya akan menurun. Sebaliknya, ketika berada dalam gelap, hambatannya akan meningkat
Gambar Bentuk LDR
Gambar Bentuk dan Simbol LDR
Aplikasi dari fotoresistor ini banyak diterapkan pada lampu penerang jalan dan pada control lampu parkir atau lampu taman.
Thermistor merupakan komponen elektronika yang memiliki sifat unik yaitu hambatan listriknya berubah-ubah tergantung pada suhu. Artinya, semakin tinggi suhu, semakin besar atau semakin kecil hambatannya, tergantung pada jenis thermistor.
Ada dua jenis thermistor utama:
- Negative Temperature Coefficient (NTC) Thermistor, Hambatannya menurun seiring dengan kenaikan suhu.
- Positive Temperature Coefficient (PTC) Thermistor, Hambatannya meningkat seiring dengan kenaikan suhu.
Gambar NTC dan PTC
VDR / Vaaristor merupakan komponen elektronika yang memiliki sifat unik, yaitu hambatan listriknya akan berubah-ubah tergantung pada besarnya tegangan yang diberikan padanya. Ketika tegangan yang diberikan melebihi batas tertentu (disebut tegangan clamping), hambatan VDR akan menurun drastis, sehingga bisa mengalirkan arus yang sangat besar.
Gambar dan Bentuk Varistor / VDR
Fungsi Resistor
- Mengatur besarnya arus listrik
Dengan memilih nilai resistor yang tepat, kita dapat mengontrol besarnya arus yang mengalir melalui komponen-komponen lain dalam rangkaian.
- Membagi tegangan
Dalam rangkaian pembagi tegangan, resistor digunakan untuk membagi tegangan menjadi beberapa bagian dengan nilai yang berbeda-beda.
- Membuat titik kerja transistor
Pada rangkaian transistor, resistor digunakan untuk mengatur titik kerja transistor sehingga transistor bekerja pada kondisi yang diinginkan.
- Membuat filter
Resistor, bersama dengan komponen lain seperti kapasitor dan induktor, dapat digunakan untuk membuat filter yang berfungsi untuk melewatkan atau meredam frekuensi tertentu.
- Membuat rangkaian osilator
Resistor, bersama dengan komponen lain, dapat digunakan untuk membuat rangkaian osilator yang menghasilkan sinyal bolak-balik dengan frekuensi tertentu.
- Melindungi komponen lain
Resistor dapat digunakan untuk melindungi komponen lain dari kerusakan akibat arus yang terlalu besar. Misalnya, pada rangkaian LED, resistor digunakan untuk membatasi arus yang mengalir melalui LED sehingga LED tidak rusak.
Mengitung Nilai Resistor
Nilai hambatan dari resistor ini biasanya ditunjukkan oleh kode warna yang dicetak pada tubuh resistor.
Kode Warna Resistor
Cara Membaca Kode Warna Resistor
Resistor umumnya memiliki 4 atau 5 gelang warna. Setiap warna mewakili angka atau pengali tertentu. Berikut cara membacanya:
Resistor 4 Gelang
Gelang 1 & 2: Menunjukkan dua digit pertama nilai hambatan.
Gelang 3: Menunjukkan pengali (berapa kali nilai dua digit pertama dikalikan).
Gelang 4: Menunjukkan toleransi (tingkat akurasi nilai hambatan).
Resistor 5 Gelang
Gelang 1, 2, & 3: Menunjukkan tiga digit pertama nilai hambatan.
Gelang 4: Menunjukkan pengali.
Gelang 5: Menunjukkan toleransi.
Contoh Perhitungan
Resistor dengan kode coklat-hitam-merah-emas:
Coklat = 1
Hitam = 0
Merah = pengali 100
Emas = toleransi 5%
Jadi, nilai hambatan = 10 x 100 = 1000 Ohm atau 1 kOhm, dengan toleransi 5%.
Selain menggunakan kode warna, nilai resistor juga bisa ditunjukkan dengan kombinasi angka dan huruf. Jenis penulisan ini sering ditemukan pada resistor SMD (Surface Mount Device) atau resistor berukuran sangat kecil yang sulit diberi kode warna.
Cara Membaca Nilai Resistor Menggunakan Angka dan Huruf
Secara umum, nilai resistor yang ditulis dengan angka dan huruf mengikuti format berikut:
Angka: Menunjukkan nilai hambatan dalam Ohm.
Huruf: Menunjukkan pengali (multiplier).
Tabel Huruf Pengali:
Contoh
100R: Berarti 100 Ohm.
2K2: Berarti 2.200 Ohm atau 2,2 kOhm.
4M7: Berarti 4.700.000 Ohm atau 4,7 MOhm.









Posting Komentar untuk "Resistor dan Cara Mengetahui Nilanya"